welcome

Minggu, 02 Juni 2013

JAMUR


JAMUR ( FUNGI )
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler( bersel banyak). Cirri-ciri jamur berbeda dengan organism lainnya dalam hal cara  makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya,  ada jamur yang satu sel misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu memjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding membentuk pipa. Diding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik di hasilkan oleh pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengakami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari subtrat. haustoria dapat menembus jaringan subtract.
Semua jenis jamur bersifat heterotrop. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh  karna itu jamur merupakan konsumen, maka jamur bergantung pada subtrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichenes.
Reproduksi jamur dapat secara seksual atau aseksual. Secara aseksual jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk, ukuran, dan biasanya iniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahapkedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Secara filogenik, jamur diklasifikasikan menjadi enam kelas, yaitu:
1.     MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)

ü Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
- fase tubuh buah
ü Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
ü simbiosis mutualisme antara alga dan jamur
ü Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
ü Usnea dasypoga
ü Reproduksi Lichenes : Spora dan Soredium.
ü - Soredia adalah unit reproduksi berupa sel ganggang yang terbungkus dengan hifa jamur . Soredium; kelompok kecil sel-sel ganggang yg sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yg  dapat terlepas dari induknya.
ü Manfaat lumut kerak : Obat, jamu-jamu tradisional
ü Usnea menghasilkan antibiotika asam usnin, berguna untuk melawan Tubercolosis.
ü Simbiosia Alga dengan Jamur: 1. kelas alga ; Clorophyta dan Chyanophyta
2. kelas Jamur ; Basidiomicotyna dan Ascomycotyna
Hub simbiosis : Fungi memberikan air dan unsur hara pada alga,alga memberikan hasil fotosintesis pada fungi.
ü Alga yang ikut menyusun tubuh Lichenes  disebut gonidium.
ü Mycophycophyta biasanya disebut lumut kerak, menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
1) Krustos (seperti kerak) , misalnya Graphis, seperti coret – coret yang panjang di pepohonan.
2) Folios( seperti daun), misalnya umbellicaria , parmelia yang tumbuh pada bebatuan.
3) Fruktikos (seperti semak), misalnya Usnea longgisima disebut janggut resi yang dapat mencapai beberapa meter panjangnya. Genus cladonia dapat menutupi daerah yang luas dikutub utara dan kawasan subartik.

2.     OOMYCOTINA

ü Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
ü  Reproduksi: Vegetatif ; yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia. Sedangkan generatif ; bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.

3.     Zygomycota
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat perkembangbiakan. Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu Stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), Rizoid (hifa yang menembus ke dalam substrat), dan Sporangiospor (hifa yang menjulang ke atas membentuk sporangium).Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada cara perkembangbiakan kawinnya, yaitu melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Sedangkan, perkembangbiakan tidak kawinnya dengan sporangium. Contoh:
1.        Rhizopus stolonifer, pengurai bagian sisa organik pada tanaman ubi jalar dan dimanfaatkan pada proses pembuatan tempe.
2.        Mucor mucedo, hidup secara saprofit pada roti atau kotoran hewan.
4.     Ascomycota
Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa yang bersekat (bersepta). Pada umumnya, hidup di lingkungan berair, bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit pada sampah. Ascomycota memiliki spora yang terdapat pada kantung-kantung penyimpanan yang disebut askus (konidia).Ciri khas pada jamur jenis ascomy adalah pada perkembangbiakan kawin membentuk askospora. Perkembangbiakan tidak kawinnya dilakukan dengan membentuk konidium, tunas dan fragmentasi. Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, yaitu Saccharomyces cereviceae atau dikenal dengan yeast. Berdasarkan bentuk askokarp yang dihasilkan, jamur ascomycota terbagi menjadi empat, yaitu:
·         Kleistotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang memiliki askokarp berbentuk bulat tertutup (ciri dari kelas Plectomyces). Contoh: jamur dari genus Penicillium dan Aspergillus.
·         Peritesium, yaitu kelompok jamur yang memiliki askokarp berbentuk botol (ciri dari genus Pyrenomycetes). Contoh: Neurospora, Roselinia arcuata, dan Xylaria tabacina.
·         Apotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang askokarpnya berbentuk seperti cawan atau mangkok. Contoh: Peziza aurantia (hidup sebagai saprofit di sampah), Marshella esculenta dan Tuber sp. yang dimanfaatkan sebagai makanan.
·         Askus te-lanjang, yaitu golongan jamur ascomycota yang tidak memiliki askokarp (tidak membentuk badan buah) dan merupakan ciri dari kelas Protoascomycetes. Contoh: Saccharomyces cereviceae, Candida albicans, dan Tricoderma.
Contoh jamur jenis ascomycota beserta peranannya, yaitu:
·         Aspergillus oryzae, sebagai pelunak adonan roti.
·         Beberapa jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk membuat keju biru (Purves dan Sadava, 2003), dan Penicilli chrysogenum sebagai penghasil antibiotik penisilin. Menurut Hoeller (1999) telah mengisolasi 45 isolat Penicillium dari 11 jenis spons, untuk meneliti diversitas, aktivitas biologik, dan metabolit sekunder dari fungi yang diisolasi dari spons (dalam Indrawati Gandjar, 2006)
·         Aspergillus wentii, yang dimanfaatkan dalam pembuatan kecap.
·         Candida albicans, penyebab penyakit kandidiasis, yaitu penyakit pada selaput lendir mulut vagi-na dan saluran pencernaan.

5.     Basidiomycota

Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang berpasangan). Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya (basidiokarp) yang menyerupai payung dan terdiri atas batang dan tudung.Bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran bilah sebagai tempat terbentuknya basidium. Perkembangbiakan tidak kawin ditandai dengan pembentukan konidium. Sedangkan, fase perkembangbiakan kawinnya dengan pembelahan basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk ganda.Sebagian besar jamur jenis ini dimanfaatkan sebagai makanan karena mengandung nilai gizi yang tinggi. Contoh:
§  Jamur merang (VoIvarieIIa volvaceae), hidup pada lingkungan dengan kelembapan tinggi dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
§  Jamur kuping (Auricularia polytricha), tubuh berwarna cokelat kehitaman, hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, dan umumnya digunakan sebagai campuran sup.
§  Jamur shitake, hidup pada batang kayu dan banyak dibudidayakan di Jepang dan Cina sebagai bahan makanan.
§  Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
§  Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.

6.     Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena  belum diketahui perkembangbiakannya  secara seksual.
 Ciri-ciri Deuteromycota
·         Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
·         Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
·         Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
·         Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
  Contoh Deuteromycota
·         Melazasia fur-fur, penyebab panu.
·         Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
·         Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
·         Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
·         Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
·         Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
·          Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, 
·         Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap. (Adi, Suroso, Yudianto. 1992 Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito).
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar